Rabu, 06 Oktober 2010

(Muureen Kereh)E-Business

E - BUSINESS

A. E-BUSINESS DAN INTERNET

Dengan perkembangan teknologi saat ini, begitu banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperoleh informasi dengan cepat. Berbicara soal informasi, tidak terlepas dengan uang. Banyak sekali orang pintar dan berpendidikan tinggi merasa tidak perlu lagi belajar bagaimana caranya mengelola uang secara bijaksana. Mereka sebenarnya cerdas dalam pengetahuan dan pendidikan, tetapi pada dasarnya bersikap tidak cerdas dan tidak bijaksana dalam mengelola uang yang dimilikinya. Sehingga kehidupan keuangan pribadinya bukan menjadi sejahtera tetapi malah kehancuranlah yang didapatkannya karena lalai bertindak bijak dalam pengelolaan keuangannya. Hal yang sama juga dapat terjadi dengan informasi. Semakin banyak informasi yang kita dapat, semakin sulit pula kita mengelolanya.
Revolusi industri pada abad 19 merupakan titik awal perubahan, khususnya dalam bidang teknologi. Perubahan tersebut menghasilkan komputer, dimana awalnya hanya berfungsi sebagai alat penghitung, namun kini telah berkembang menjadi alat pengolah informasi dan alat komunikasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, maka peran Internet pun semakin dibutuhkan. Aplikasi internet ini meliputi aktivitas manusia, baik di bidang politik, budaya, maupun bisnis (perdagangan). Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kehidupan manusia tanpa internet adalah sama seperti perangko tanpa lem. Artinya, keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan adanya internet, segala bentuk aktivitas manusia dapat dilakukan. Internet memberikan begitu banyak keuntungan bagi manusia. Salah satu aktivitas manusia adalah berdagang (bisnis). Dan perdagangan yang sangat populer saat ini dikenal dengan sebutan e-Business. E-Business memiliki banyak pengertian. Di antaranya adalah :
1. Praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama, seperti perancangan produk, bahan baku, manufaktur, penjualan dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi data yang telah terkomputerisasi.
2. Mengelola bisnis di internet yang terkait dengan penjualan, pembelian, pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi dengan rekan bisnis.
3. Aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi.
4. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang dijalankan pada internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk meningkatkan produktivitas dan keutungan dari suatu bisnis.
5. Penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan.
6. Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama dengan pemanfaatan teknologi internet.
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat kesamaan dari setiap definisi tersebut dan menggabungkannya menjadi definisi berikut.

E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.

Untuk dapat memahami sepenuhnya definisi dari e-business, kita dapat mengklasifikasikannya dari 4 sudut pandang, yaitu :
1. What
Menjelaskan aktivitas apa saja yang ada di dalam e-business, yaitu aktivitas relasi antara dua perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, maupun pertukaran informasi antar perusahaan dan perusahaan dengan pesaing bisnisnya.

2. Who
Menjelaskan siapa saja yang terlibat di dalam aktivitas e-business tersebut. Mereka adalah semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam suatu proses bisnis. Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam mengilustrasikan e-business, yaitu : Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government. Contohnya adalah sebuah aplikasi tipe e-Commerce B-to-C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end consumersnya). Atau tipe G-to-G yang menghubungkan dua buah negara untuk permasalahan eksport dan import. Atau D-to-D yangmenghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi seperti antaraPDA dengan Handphone. Atau B-to-F yang menghubungkan sebuah perusahaanpenjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai keluarga.

3. Where
Menjelaskan dimana saja aktivitas bisnis dapat dilakukan. Dan penjelasannya adalah aktivitas e-business dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun kita hendak melakukannya. Tidak ada batasan wilayah yang membatasi wilayah ataupun daerah aktivitasnya.

4. Why
Menjelaskan mengapa para praktisi bisnis diseluruh dunia sepakat mengimplementasikan e-business. Penerapan konsep e-business secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan e-business, perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep e-business. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa dengan menerapkan konsep jejaring (internetworking), sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang pula teradapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya) yang pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena strategi efektif mereka dalam menerapkan e-business.



B. PENERAPAN E-BUSINESS

Syarat utama yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang ingin mengimplementasikan konsep e-Bisnis adalah bahwa manajemen perusahaan benar-benar memahami filosofi dasar dari konsep e-Bisnis. Setelah itu barulah harus memiliki Kemauan dan Kemampuan.
Kemauan artinya keinginan, inisiatif, komitmen, dan dukungan dari segenap pimpinan dan manajemen perusahaan untuk mengimplementasikan konsep e-Bisnis di institusi yang dikelolanya. Aspek ini diperlukan karena seringkali inisiatif penerapan e-Bisnis memerlukan paradigma dan pandangan baru terhadap bagaimana cara-cara mengelola bisnis dari segenap sumber daya perusahaan.
Kemampuan berarti perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan Kemauan tersebut, seperti :
- Sumber Daya Manusia dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan
- Dukungan finansial yang memadai
- Keberadaan fasilitas teknologi informasi yang terkait (aplikasi, database, komputer, internet dan infrastruktur)
- Kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis
Ketika E-business terjadi, maka terciptalah Marketplace atau Marketspace. “Marketspace” adalah arena di dunia maya (internet), tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli secara bebas seperti layaknya pasar di dunia nyata. Mekanisme yang terjadi di marketspace pada hakikatnya diadopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau jasa. Jika penggunaan database dan homepage tersebut mengarah pada usaha-usaha agar terjadi inisiatif pertukaran barang atau jasa secara langsung maupun tidak langsung, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berada dalam tahap awal pengembangan e-Business. Sementara sejumlah praktisi manajemen menganggap bahwa sebuah perusahaan telah benar-benar menerapkan konsep e-Business jika sebagian besar proses bisnis dan sumber daya informasinya telah secara signifikan (dan mayoritas) dikelola dengan menggunakan beragam teknologi informasi (terutama internet). E-business yang diterapkan di negara-negara berkembang saat ini telah melalui suatu evolusi dengan berprinsipkan pada kehati-hatian. Evolusi e-business tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahap Inform
Tahap ini berawal ketika seorang dari perusahaan memiliki suatu ide membuat program (software) kecil yang berbasiskan internet. Memang hal ini tidak menciptakan keuntungan yang besar bagi perusahaan, karena hanya berisikan hal-hal sederhana berjangka pendek. Namun menjadi suatu titik awal untuk memasarkan produk yang dibuat agar diketahui oleh para konsumen.
2. Tahap Automate
Setelah konsep-konsep tersebut diimplementasikan dalam suatu e-business, maka sekarang yang dilakukan adalah mengintegrasikannya dalam ruang lingkup perusahaan tersebut. Hal ini didasarkan pada rangkaian proses yang saling berhubungan, yang dibantu oleh aplikasi e-business. Value yang dituju pada tahapan ini adalah efektivitas, yaitu sebuah hal yang pada awalnya sangat sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya aplikasi e-business hal-hal baru dapat dilakukan oleh perusahaan.
3. Tahap Integrate
Tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan proses bisnis di dalam perusahaan dengan entiti atau perusahaan lainnya. Bedanya dengan automate yang lebih menekankan pada target efektivitas, pada integrate tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan dan mengembangkan kinerja perusahaannya secara signifikan. Level integritas proses bisnis antara perusahaan dengan pihak luar pada tahapan ini sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu manajemen integrasi proses bisnis yang online dan real-time. Value terbesar yang diperoleh perusahaan di sini adalah meningkatnya keunggulan kompetitif (hal yang membedakan perusahaan dengan para pesaingnya).
4. Tahap Reinvent
Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif diimplementasikan jika ada perubahan paradigma mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang berkaitan dengan cara mereka melihat bisnis yang ada. Tahap ini dinamakan sebagai “reinvent” karena perusahaan yang telah memiliki pengalaman sukses menerapkan konsep e-business pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang mekanisme dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang usaha baru yang ditawarkan oleh e-business. Kata kunci di dalam tahap ini adalah “business transformation” dan “industry convergence”; dimana karena semakin kaburnya batas-batas segmen industri yang ada, perusahaan dapat menawarkan berbagai jenis produk atau jasa yang belum pernah terfikirkan sebelumnya, yang pada akhirnya dapat merubah bisnis inti yang sedang digelutinya. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah bahwa perusahaan tidak dapat menerapkan konsep e-business murni tanpa adanya hubungan jejaring dengan berbagai mitra bisnis (internetworking).

C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN E-BUSINESS

Dengan mempraktekkan e-business, maka kita akan dihadapkan pada keunggulan dan kelemahannya. Keunggulan dari e-busines dapat disebutkan sebagai berikut :
• Meningkatkan kinerja operasional perusahaan,
• Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok, dan pendanaan yang sangat luas,
• Meningkatkan efisiensi perusahaan,
• Mempermudah pengelolaan aset perusahaan,
• Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan,
• Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder,
• Mengatasi kesenjangan digital,
• Media mempromosikan kompetensi perusahaan,
• Memperlancar kegiatan ekonomi,
• Memperlancar transaksi bisnis,
• Sarana penyebaran informasi secara luas

Sedangkan kelemahan dari e-business adalah sebagai berikut :
• Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguanyang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
• Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-tekis seperti aliran listrik tiba-tiba padam atau jaringan yang tidak berfungsi.
• Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor, seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berudaha menjatuhkan reputasi daripada perusahaan tersebut.
• Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalnya pembobolan sistem perbankan oleh seorang hacker, kemudian memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
• Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan secara sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, dan kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.
Dengan adanya efek-efek tersebut, akan mengakibatkan seberapa besar keberhasilah dari proses e-Bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Namun, ada pula perusahaan yang menderita kegagalan dari proses e-Bisnis yang ditekuninya.
Faktor-faktor Penyebab Kegagalan e-Bisnis :
• Tidak adanya komitmen yang utuh dari manajemen puncak
• Penerapan e-Bisnis tidak diikuti proses change management
• Tidak profesionalnya vendor teknologi informasi yang menjadi mitra bisnis
• Buruknya infrastruktur komunikasi
• Tidak selarasnya strategi TI dengan strategi perusahaan
• Adanya masalah keamanan dalam bertransaksi
• Kurangnya dukungan financial
• Belum adanya peraturan yang mendukung dan melindungi pihak-pihak yang bertransaksi (cyberlaw)
• Menggunakan target jangka pendek sebagai pijakan investasi e-bisnis

1 komentar:

  1. Maureen..., sama seperti Angga, sudah berusaha mengidentifikasi 9 faktor penyebab kegagalan e-Bisnis. Tambahkan penjelasan tiap point tersebut, perhatikan catatan saya dibagian komentar tulisan Angga. Ada yang sedikit lain, yaitu di point 8 belum ada Cyberlaw. Cobalah di elaborasi lebih lanjut dengan ketik Cyberlaw di search enggine, dari situ akan bisa tergambar beberapa informasi penting.

    BalasHapus