Selasa, 09 November 2010

(Silvana Kawulur) Grafik dan Animasi

Animated : About Color, Picture, and Moving

A. Fullcolor and Picture

Melihat iklan, spanduk, brosur, ataupun pamflet yang berupa tulisan saja sepertinya sudah tidak menarik lagi bagi sebagian besar orang pada zaman yang semakin modern ini. Kita lebih bersemangat dan tertarik ketika melihat sesuatu yang memiliki gambar dan berwarna-warni. Secara tidak langsung kita sangat ingin memanjakan mata kita untuk melihat hal-hal yang ‘fullcolor’ dan ‘fullpicture’. Bukan hanya diri kita yang ingin dimanjakan dengan cara berbelanja, pergi ke salon, ataupun pergi bersenang-senang, tetapi mata kita juga ingin merasakannya.
Dengan adanya ‘fullcolor’ dan ‘fullpicture’, sepertinya iklan yang kita baca bisa sangat di mengerti dan pesannya tersampaikan dengan baik. Mengapa bisa demikian? Menurut saya, itu karena kebutuhan mata kita. Apabila mata kita menangkap hal yang monoton atau hanya berupa teks saja, maka akan sangat melelahkan untuk melihatnya. Tetapi ketika mata kita disuguhkan hal-hal yang sangat menarik, maka otak pun ikut merespon, sehingga pesan cepat tersampaikan.
Nah partanyaannya apakah hanya dengan tampilan yang penuh oleh berbagai gambar dan warna (fullcolor dan fullpicture), kita puas untuk memanjakan mata kita? Tentu tidak. Kebutuhan manusia kini semakin meningkat, sehingga untuk meningkatkan kebutuhan mata para konsumen, makan di buat pula iklan yang berupa animasi.
Bukan hanya dalam dunia periklanan, animasi tersebut digunakan, tetapi animasi juga ada dalam dunia perfilman. Justru animasi ini dimulai dari dunia perfilman. Dewasa ini, banyak film-film animasi yang dibuat untuk menghibur para penonton.



B. Apa itu Animasi?
Animasi merupakan suatu teknik yang banyak dipakai di dalam dunia film dewasa ini, baik sebagai suatu kesatuan yang utuh, bagian dari suatu film, maupun bersatu dengan film live.
Dunia film sebetulnya berakar dari fotografi, sedangkan animasi berakar dari dunia gambar, yaitu ilustrasi desain grafis (desain komunikasi visual). Melalui sejarahnya masing-masing, baik fotografi maupun ilustrasi mendapat dimensi dan wujud baru di dalam film live dan animasi.
Dapat dikatakan bahwa animasi merupakan suatu media yang lahir dari dua konvensi atau disiplin, yaitu film dan gambar. Untuk dapat mengerti dan memakai teknik animasi, kedua konvensi tersebut harus dipahami dan dimengerti. Film biasa dipakai untuk merekam suatu keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengomunikasikan suatu gagasan, pesan, atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya dan karena sifat hiurannya, film telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling popular dan digemari. Karena itu juga dianggap sebagai media yang paling efektif.
Untuk dapat mempergunakan media film ada dua masalah pokok yang harus dihadapi yaitu masalah teknis film, dan masalah teknik mengemukakan sesuatu dengan film atau bisa disebut teknik presentasi.

C. Animasi 2D dan 3D
Pada awal terbentuknya teknik suatu animasi, animasi dikenal dengan nama animasi 2D (2 dimensi). Namun seiring perkembangan zaman animasi juga berkembang menjadi animasi 3D (3 dimensi).
Pada animasi 2D gambar yang dibuat tidak memperhatikan volume dari objeknya. Namun pada 3D volume sangat diperhatikan karena sangat mempengaruhi. Sehingga pada animasi 3D hasilnya kelihatan seperti nyata dan lebih hidup. Animasi 3D sebenarnya sudah dikenal sejak perkembangan animasi 2D. Animasi ini adalah teknik animasi siluet seperti boneka yang menggunakan teknik stop motion yaitu teknik suatu pergerakan tanpa terlihat campurtangan manusia.
Namun pada industry perfilman, industry ataupun teknologi mengubah teknik 3D menjadi teknik CGI (Computer Generated Imagery). Pada film dan 3D yang digabungkan akan menjadi sebuah film animasi.

• Beberapa Jenis Teknik Film Animasi:

Berdasarkan materi atau bahan dasar obyek animasi yang dipakai, secara umum jenis teknik film animasi digolongkan dua bagian besar yaitu :

1. Film animasi Dwi-matra (Flat Animation)
Jenis film animasi ini seluruhnya menggunakan bahan papar yang dapat digambar di atas permukaannya. Disebut juga jenis film animasi gambar sebab hampir semua obyek animasinya melalui runtun kerja gambar. Semua runtun kerja jenis film animasi ini dikerjakan di atas bidang datar atau papar. Beberapa jenis film animasi dwi-matra :
a. Film Animasi ‘sel’(Cel Technique)
Jenis film animasi ini merupakan teknik dasar dari film animasi kartun (cartoon animation). Teknik animasi ini memanfaatkan serangkaian gambar yang dibuat di atas lembaran plastic tembus pandang.
b. Film Animasi Potongan (Cut-out Animation)
Jenis film animasi ini termasuk penggunaan teknik yang sederhana dan mudah. Figur atau obyek animasi dirancang, digambar pada lembaran kertas lalu dipotong sesuai dengan bentuk yang telah dibuat dan diletakkan pada sebuah budang datar sebagai latar belakangnya. Pemotretan dilakukan dengan menganalisis langsung tiap gerakan dengan tangan, sesuai dengan tuntutan cerita.


c. Film animasi bayangan (Silhoutte Animation)
Seperti halnya pertunjukkan wayang kulit, jenis film animasi ini menggunakan cara yang hampir sama, figur atau obyek animasi berupa bayangan dengan latar belakang terang, karena pencahayaannya berada dibelakang layar.
d. Film animasi Kolase (Collage Animation)
Yang selalu berhubungan dengan jenis film animasi ini adalah sebuah teknik yang bebas mengembangkan keinginan kita untuk menggerakkan obyek animasi semaunya di meja dudukan kamera. Teknik ini cukup sederhana dan mudah dengan beberapa bahan yang bisa dipakai.
e. Penggambara Langsung Pada Film
Tidak seperti film animasi lainnya, jenis film animasi ini menggunakan teknik,penggambaran obyek animasi dibuat langsung pada pita seluloid baik positif atau negatif,tanpa melalui runtun pemotretan kamera “stop frame”, untuk suatu kebutuhan karya seni yang bersifat pengungkapan.

2. Film animasi Tri-matra (Object Animation)
Secara keseluruhan, jenis film animasi tri-matra menggunakan teknik runtun kerja yang sama dengan jenis film animasi dwi-matra, bedanya, obyek animasi yang dipakai dalam wujud tri-matra. Denagn memperhitungkan, karakter obyek animasi, sifat bahan yang dipakai, waktu, cahaya dan ruang.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan, termasuk dalam jenis film animasi ini adalah :

a. Film Animasi Boneka (Puppet Animation)
Obyek animasi yang dipakai dalam jenis film ini adalah boneka dan figure lainnya, merupakan penyederhanaan dari bentuk alam benda yang ada, terbuat dari bahan-bahan yang menpunyai sifat lentuk (plastic) dan mudah untuk digerakkan sewaktu melakukan pemotretan bingka per bingkai.

b. Film Animasi Model
Obyek animasi tri-matra dalam jenis film ini berupa macam-macam bentuk animasi yang bukan boneka dan sejenisnya, seperti bentuk-bentuk abstrak.
c. Pixilasi (Pixilation)
Jenis film animasi tri-matra yang memakai figure manusia sebagai obyek animasi. Pixilasi adalah suatu teknik pemotretan dimana manusia berbuat atau melakukan sesuatu adegan seperti boneka, sama halnya yang dilakukan dalam film animasi pada umumnya.

D. Last about Animated
Animasi yang merupakan media paling efektif sangat di minati dewasa ini. Perkembangannya sangatlah pesat. Sudah banyak sekali film-film animasi yang dibuat bukan hanya dalam dunia perfilman tetapi juga demi sarana pendidikan dan pekerjaan.
Contohnya yaitu cerita rakyat kini sudah difilmkan menjadi animasi demi kepentingan pendidikan. Iklan-iklan komersial yang dibuat juga banyak memasukkan unsur animasi didalamnya.
Bukti-bukti nyata bahwa animasi sangat sukses sebagai media yang paling efektif banyak terdapat pada film-film animasi. Film animasi yang dipikir oleh banyak orang hanya sebagai film kartun yang terdiri dari gambar bergerak dan warna-warna yang menarik justru sangatlah sukses. Film-film tersebut mendapat banyak penghargaan di dunia perfilman, menjadi nomor satu Box Office, dan mengalahkan film-film non-animasi.
Dan ternyata biaya untuk membuat animasi ini lebih mahal daripada membuat yang nyata atau non-animasi. Mengapa demikan? Karena membuat animasi itu adalah persoalan untuk menciptakan suatu gambar yang mati menjadi bergerak dan memiliki nilai kehidupan.


Sumber:
www. google.com
http://cyberherly.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar