Selasa, 09 November 2010

(Chandra S Rembang) GRAFIK, ANIMASI

2D and 3D Computer Animation Industry
“Money Maker, Imagination without Limits”

Chandra S Rembang - 080213041

18 Juni 2010, waktu yang telah ditunggu-tunggu oleh para penggemar film di seantero dunia, terutama mereka yang menggemari film-film animasi computer (CGI Animation) buatan perusahaan yang dapat dikatakan sebagai industri penghasil film animasi computer nomor 1 di dunia; Disney-Pixar. Siapa yang tak kenal dengan Disney? seluruh orang di dunia dapat dipastikan pernah mendengar nama itu. Disney adalah jaminan kualitas suatu produk, terutama yang berhubungan dengan animasi; 2D dan 3D. Walt Disney, pendiri perusahaan ini, adalah seorang kartunis tersukses di dunia yang telah menerima 900 tanda penghargaan, 32 Oscar, 5 Emmy, dan 5 Gelar kehormatan doctor Honoris Kausa, serta menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Kembali lagi ke pembahasan sebelumnya, 18 Juni 2010 adalah waktu perilisan film animasi teranyar dan diunggulkan dari Disney-Pixar, yaitu sekuel kedua dari franchise Toy Story, Toy Story 3. Mengapa disebutkan teranyar? Ya, karena euforia penantian terhadap film ini sangat terasa, terutama di kalangan penggemarnya yang telah menantikan seperti apa nantinya sekuel film animasi yang dapat dikatakan sebagai awal kesuksesan Disney-Pixar ini, apalagi ditambah dengan sentuhan Real-D; teknologi terbaru yang lagi maraknya digunakan oleh film-film major, yang menampilkan sentuhan ‘nyata’ dalam menikmati sebuah film. Penantian yang panjang akan franchise animasi Toy Story, dimana seri pertamanya muncul di pasaran sekitar 15 tahun yang lalu ini, berbuah hasil yang sangat menggembirakan, terutama dari segi pemasukan. Dalam waktu 1 bulan saja, Toy Story 3 mampu menembus angka $300 juta di peredarannya di Amerika Utara saja! Sampai detik ini sendiri, worlwide gross-nya telah menyentuh angka $1,060,026,000; menjadikan film ini sebagai film animasi computer tersukses dari 11 film Disney-Pixar, mengungguli Finding Nemo, animasi computer lain Disney-Pixar yang cukup berjaya di masanya.
Sedahsyat itukah, industri animasi ini? Benar, sangat luar biasa. Animasi computer, sebagai pengembangan dari pencitraan digital yang dikenal selama ini, telah menjelma menjadi suatu mesin kreatifitas sekaligus money maker, yang benar-benar menjanjikan. Penghasilan 1 milyar dollar dari Toy Story 3 (seperti yang telah dibahas tadi), tentunya menjadi keuntungan yang sangat besar bagi Disney, dan pasti mampu membuat tersenyum para petinggi Disney yang membayangkan kucuran dollar yang mengalir ke kantong mereka.
Animasi, 2D maupun 3D, semuanya berawal dari computer. Ya. Animasi adalah pemodelan suatu objek menjadi bergerak dengan sentuhan computer. 2D dan 3D sendiri adalah varian yang muncul seiring berjalannya waktu dan seiring kemajuan teknologi. Mari kita membahas lebih lanjut tentang animasi 2D dan 3D ini, serta industri animasi tersebut, bagaimana fenomena yang ditimbulkannya di pasaran.

2D Animation : Digital Art that Never End

Animasi 2D; yang tetap kita kenal sampai sekarang, telah dikembangkan cukup lama, berawal dari tahun 1950, dimulai dari grafis vektor, yang dikemudian hari diikuti dengan raster (yang dikenal sekarang dengan penggunaan piksel). Protokol yang dikenal sebagai pengembangan awal dalam bidang ini adalah X Windows System dan bahasa Postscript.
Grafik 2D adalah bentuk pencitraan digital yang menggabungkan model geometris (dikenal juga sebagai vektor), digital images (dikenal sebagai raster), teks, fungsi matematis, dan lain sebagainya. Komponen-komponen ini dapat dimodifikasi dan dimanipulasi oleh transformasi geometri dua dimensi, seperti translation, rotation, scaling. Model yang lebih kompleks dapat dibangun dengan menggabungkan objek-objek sederhana, dengan menggunakan paradigm Object-Oriented Programming.
Untuk menciptakan image, dimulai dengan blank raster canvas (susunan pixel-pixel), diisi dengan backround colour (yang biasanya tersedia dalam library) dan seterusnya.
2D Computer Graphic berbicara tentang generasi dari digital images. 2D Computer Graphics ini digunakan pada banyak aplikasi-aplikasi yang dibangun berdasarkan teknologi painting dan printing tradisional; seperti typhography, cartography, technical drawing, advertising, dan lain-lain.
Banyak GUI (Graphical User Interface), termasuk di dalamnya MAC OS dan Microsoft Windows, menggunakan konsep 2D Graphics ini. 2D graphics sangat penting dalam kontrol peripheral seperti printers, plotters, sheet cutting machines, dan lain-lain. 2D juga digunakan di banyak industri video, kartun, dan computer games.
Industri animasi 2D adalah salah satu industri yang mempunyai tempat yang stabil di masyarakat di dunia sekarang ini. Industri animasi 2D dikembangkan mulai dari perusahaan-perusahaan kecil sampai ke branded company, seperti Walt Disney maupun Dreamworks. Film animasi 2D yang sangat banyak itu telah kita kenal semenjak kita masih kecil, dan terus diproduksi sampai sekarang.
Berbicara tentang industri animasi 2D ini sangat erat kaitannya dengan negara yang dikenal sebagai penghasil franchise animasi-animasi 2D yang paling tersohor di dunia; Jepang. Ya, negara ini dikenal sebagai negara paling aktif dalam memproduksi animasi 2D (selanjutnya disebut anime). Pengembangan teknologi komputer terhadap anime-anime ini sangat gencar dilakukan, untuk menghasilkan suatu anime yang berkualitas, bermutu tinggi dan berdaya saing.
Anime telah menjadi suatu kebudayaan yang tak akan lepas dari masyarakat Jepang, bahkan dapat dikatakan bahwa anime ini telah menjadi bagian lifestyle dari masyarakat Jepang, yang pada akhirnya mampu juga meng-influence seluruh masyarakat di seluruh dunia.
Industri animasi 2D disana berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan-perusahaan major, seperti Studio Sunrise, Toei Animation, Madhouse, Production I.G, Studio Deen, Gainax, Gonzo dan Studio Ghibli, yang dikenal profesional dalam bidangnya dan aktif menelurkan judul-judul anime baru; 3 sampai 5 judul setiap tahunnya.
Masyarakat disana pun yang sangat terbuka akan kebudayaan-kebudayaan seperti ini, tentunya menjadi market yang sangat menjanjikan bagi para pengembang anime. Tak heran anime selalu menduduki rating tertinggi dalam siaran-siaran televise, mengalahkan siaran-siaran konvensional pada umumnya; bahkan jika kita melihat Box Ofice film di Jepang, jangan kaget dengan pemandangan yang akan kita lihat; waktu franchise Spider-man, yaitu Spider-man 3 dirilis (dan membuat kehebohan di seluruh dunia), film tersebut harus ‘bersaing’ dengan franchise anime yang tak kalah hebohnya, yaitu Detective Conan dan Crayon Shin-chan!
Melihat fenomena di atas, tampaknya Animasi 2D, sebagai suatu digital art tak akan pernah berakhir masanya. Kemunculan 3D yang tampak sangat menyengat, sehingga memunculkan banyak opini bahwa nantinya industri animasi 2D ini akan digantikan oleh 3D, ternyata bukanlah masalah yang berarti. Karena banyak juga keunggulan dari animasi 2D yang mengungguli animasi 3D, yaitu lebih bebasnya berekspresi dan berkarya dikarenakan landmark 2D jauh lebih mudah dari pemodelan 3D. Never ending story huh?

3D Animation : Big Success of Digital Image

Inilah salah satu topik dunia IT yang selalu ngetren tak lekang dimakan waktu. 3D; istilah ini sepintas menjanjikan kecanggihan dan kemajuan teknologi bagi siapapun yang menikmatinya. Seperti apakah animasi 3D itu?
3D berawal dari tahun 1960. Williams Fetter, menggunakan grafis komputer untuk merepresentasikan kerjanya di Boeing. Salah satu penampilan pertama animasi komputer ini adalah dalam proyek Futureworld (1976) yang diproduseri oleh Ed Catmull dan Fred Parke dari Utah University; didalamnya menampilkan animasi dari wajah dan tangan manusia
3D Computer Graphics adalah grafik yang menggunakan representasi tiga dimensi dari data geometris (Cartesian), yang diproses dalam komputer dengan tujuan menampilkan kalkulasi dan rendering dari 2D Images.
3D Computer Graphics sebenarnya menggunakan banyak algoritma yang sama dengan 2D computer Vecktor Graphics dalam pemodelan wire-frame, dan 2D computer Raster Graphics dalam final rendered display. Dalam software grafis computer, perbedaan antara 2D dan 3D seakan menjadi kabur, aplikasi 2D dapat menggunakan teknik 3D untuk menampilkan efek-efek, sedangkan 3D dapat menggunakan 2D dalam teknik rendering.
Proses menciptakan 3D Computer Graphics dapat dipisahkan menjadi tiga bagian dasar; Modelling yang menjabarkan tentang menampilkan bentuk dan objek, Animation yang menjabarkan peletakkan dan pergerakan suatu objek dalam scene, serta 3D yang menghasilkan image dari suatu objek.
Untuk menciptakan suatu ilusi bergerak (dalam 2D maupun 3D), suatu image ditampilkan dalam computer screen, dan selanjutnya dengan cepat digantikan dengan image lain yang mempunyai bentuk hampir sama dengan image sebelumnya. Biasanya dalam 1 detik memuat 24 sampai 30 frame. Semakin mampat frame yang diletakkan per waktu, semakin halus adegan yang didapatkan.
Teknik 3D sendiri tidak hanya digunakan pada animasi saja. Taknik ini juga seringkali dikombinasikan dengan objek ‘nyata’, sehingga menghasilkan film yang mengkombinasikan teknik kamera konvensional dengan teknik computer 3D (yang tentunya akan diproses menggunakan komputer juga).
Bagaimana dengan industri Animasi 3D sendiri? Sebagai suatu bentuk pencitraan yang tidak ‘semudah’ animasi 2D, dewasa ini industri yang benar-benar serius terjun dalam animasi 3D ini mungkin jumlahnya jauh lebih sedikit daripada industri animasi 2D. Industri prfilman Hollywood, yang dikenal sebagai penghasil film terbesar dan paling berkualitas di dunia, adalah pemain utama dalam pasar animasi 3D ini. Namun banyak juga perusahaan-perusahaan di Jepang yang cukup serius mengembangkan animasi 3D. Kebanyakan dari mereka mengembangkan animasi 2D yang sebelumnya telah dirilis menjadi bentuk animasi 3D (misalnya Ghost in the Shell), namun banyak juga yang memproduksai animasi 2D yang digabungkan dengan animasi 3D (misalnya Pokemon : Diamond and Pearl, Samurai 7)
Kembali lagi ke Industri animasi 3D, ada dua perusahaan di Hollywood yang dikenal konsisten dan pemain unggulan dalam bidang ini. Disney dan Dreamworks. Kedua perusahaan ini selalu aktif menelurkan judul-judul animasi baru setiap tahunnya, bahkan banyak rumor yang beredar bahwa persaingan kedua perusahaan ini sangat terasa, sehingga muncul fenomena dimana para kritikus film dan masyarakat mebanding-bandingkan film animasi yang dirilis kedua perusahaan tersebut setiap tahunnya; dari masalah kualitas, teknik animasi, budget, sampai pendapatan yang didapat.
Sebenarnya masih banyak juga perusahaan yang mengembangkan animasi-animasi 3D di Hollywood (walaupun mungkin tidak segencar kedua perusahaan di atas), seperti Sony, Warner Bros dan Twentieth Century Fox. Tampaknya persaingan film-film di Hollywood antar perusahaan-perusahaan major tersebut telah berkembang bukan hanya pada film-film biasa saja, namun sampai ke film animasi.
Pengembangan yang dilalukan oleh merekapun tidak main-main. Kita ambil contoh Disney misalnya. Untuk memproduksi satu film animasi, Disney membutuhkan waktu bertahun-tahun (bahkan ada yang sampai 5 tahun). Terbayang tidak bagaimana repotnya jika dibandingkan dengan film-film biasa. Belum lagi masalah budget. 5 film terakhir Disney-Pixar (dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini), memakan biaya produksi di atas $100 dollar, bahkan film terakhir Disney-Pixar, Toy Story 3, memakan biaya $200 juta!*
Dari ilustrasi di atas, dapat melihat bahwa industri 3D ini tidak main-main, keuntungan yang datang memang luar biasa, namun keseriusan dan biaya juga tak kalah besarnya. Namun apalah arti uang jika dibandingkan dengan kepuasan berkarya bagi para pembuatnya?

Dari penjabaran-penjabaran tentang industry animasi 2D dan 3D di atas, sebenarnya dapat ditarik kesimpulan-keimpulan sebagai berikut :
1. Animasi 2D dan 3D memiliki perbedaan paling mencolok dari tekniknya. Animasi 2D menggunakan pemodelan dua dimensi, sementara animasi 3D menggunakan pemodelan ruang tiga dimensi
2. Animasi 2D menawarkan kebebasan lebih untuk berkarya dengan tingkat kesulitan yang tidak sesulit animasi 3D. Animasi 3D menawarkan konsep yang lebih kompleks, namun dengan hasil yang lebih dinamis
3. Industri animasi; baik 2D dan 3D, telah memiliki pasarnya masing-masing, sehingga tidak jarang untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain
4. Animasi 2D dan 3D pada hakekatnya seringkali menggunakan dan membutuhkan konsep yang sama satu dengan yang lain (hubungan timbal balik).
Tampaknya fenomena pencitraan digital ini akan semakin menarik dari waktu ke waktu. Kemajuan teknologi yang terus bergulir menyebabkan kreatifitaspun semakin tumbuh, sehingga digital image tidak akan kehilangan fungsinya untuk merepresentasikan objek objek digital menjadi sesuatu yang dibutuhkan dan disenangi masyarakat. *





By : Chandra S Rembang - 080213041
Mahasiswa Teknik Elektro Minat Konsentrasi Informatika 2008
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Mail : spencer.parispotter@gmail.com
Blog : http://chanspencer.blogspot.com

Sumber :
1. http://www.wikipedia.org
2. Animonster magazine vol. 100
3. Movie Monthly magazine ed. 60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar