Jumat, 24 Desember 2010

Tugas akhir - Bisnis Pengetahuan

BISNIS PENGETAHUAN

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Atau selain itu Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Organisasi yang bersaing dalam lingkungan bisnis saat ini dihadapkan pada tantangan baru dengan munculnya perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Dalam kondisi ini, kelangsungan hidup dan daya saing organisasi untuk memenangkan pasar sangat ditentukan oleh aset intangible yang melekat dalam diri sumber daya manusia (SDM) baik ketrampilan maupun pengetahuan dan bukan lagi pada kemampuan untuk mendapatkan dan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Kesuksesan organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan mereka beroperasi dalam lingkungan bisnis global yang mengalami perubahan cepat dan tidak dapat diprediksi dengan memfokuskan pada penciptaan dan penggunaan aset-aset intelektual.

Untuk tetap dapat bertahan dalam persaingan berbasis pengetahuan, setiap organisasi harus mampu menganalisa elemen-elemen lingkungan untuk mendeteksi, memonitor, menganalisa perubahan yang dapat menciptakan kesempatan maupun ancaman bagi perusahaan. Organisasi perlu mengembangkan cara yang efektif untuk mempelajari lingkungan dan mengimplementasikan keputusan strategis sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dan menghadapi ancaman yang terjadi. Pengembangan cara yang efektif dapat dicapai dengan dukungan pemanfaatan teknologi informasi dan manajemen pengetahuan. Dengan perkataan lain, organisasi harus mempelajari kelemahan, kekuatan pesaing, dan mempelajari bagaimana keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kemampuan inovasi, eksploitasi teknologi, dan melakukan investasi pada proses pengetahuan dan SDM berbasis pengetahuan.

Artikel ini membahas peran manajemen pengetahuan dalam menciptakan daya saing organisasi dalam kompetisi berbasis pengetahuan. Pembahasan diawali dengan perubahan paradigma persaingan kearah persaingan berbasis pengetahuan, pengelolaaan sumber daya manusia dalam era pengetahuan, dan peran manajemen pengetahuan sebagai fondasi dalam proses pembelajaran organisasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Pembahasan akan diakhiri dengan pentingnya proffesional intellect dalam meningkatkan kompetensi SDM.


Kompetisi Berbasis Pengetahuan: Paradigma Baru Persaingan Bisnis

Seiring perkembangan persaingan global yang makin kompetitif, pengetahuan memainkan peran penting dalam proses perekonomian global. Paradigma persaingan bisnis saat ini telah berubah kearah persaingan berbasis pengetahuan, yang membawa dampak pada perkembangan perokonimian global kearah ekonomi berbasis pengetahuan. Negara-negara yang mengembangkan dan mengatur aset-aset pengetahuan mereka secara efektif akan menjadi lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lain yang tidak menjadikan pengetahuan sebagai sumber keunggulan kompetitifnya. Individu-individu dengan pengetahuan yang lebih baik akan mendapatkan pekerjaan dengan imbalan dan penghargaan yang lebih baik pula.

Ekonomi berbasis pengetahuan menunjukkan suatu trend bahwa perekonomian lebih banyak tergantung pada pengetahuan, informasi, dan ketrampilan yang tinggi, serta menjamin ketersediaan aset-aset intangible tersebut (Kimpeler, 2001). Dalam era pengetahuan, pengetahuan memainkan peranan yang penting dalam perekonomian, oleh karena itu harus dikembangkan dan dikelola secara efektif agar perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus meningkatkan investasi dalam research and development (R&D), pendidikan dan pelatihan, serta investasi yang bersifat intangible lainnya yang semuanya harus diutamakan dan dikembangkan melebihi aset tangible.

Era ekonomi pengetahuan memiliki beberapa karakteristik penting antara lain (Kimpeler, 2001): makin pentingnya pengetahuan sebagai faktor produksi intangible, pembentukan kerjasama dan kemitraan strategik, dan adanya perubahan strategi yang cepat dalam suatu jaringan kerja, yaitu ekonomi berbasis pengetahuan. Perubahan dari era ekonomi industri ke era ekonomi pengetahuan dijelaskan dalam Table 1.

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif dan dinamis, pengetahuan telah diakui sebagai sumber daya yang penting dalam mencapai keunggulan kompetitif organisasi (Karl, 2003). Perubahan dari era industri kepada era ekonomi pengetahuan ini menuntut organisasi-organisasi yang ada untuk berubah dalam pengaturan aktivitas internal organisasi, misalnya dengan melakukan pendelegasian tanggung jawab manajer, merekrut tenaga kerja yang lebih fleksibel dan memiliki keterampilan, adanya outsourcing, serta meningkatkan jaringan kerjasama baik di dalam maupun di luar organisasi untuk mentransformasikan pengetahuan pada nilai-nilai bisnis yang menguntungkan (Drake, 1998).
Tabel 1. Perubahan dari Era Industri menuju Era Ekonomi Pengetahuan
Aset Tangible Aset Intangible
Tugas yang terpecah-pecah Tugas yang menyeluruh
Pemasaran Masal Produk Just-In-Time
Operasional yang efisien Inovasi
Kontrol Manajemen Sasaran
Pelatihan Pembelajaran yang berkelanjutan
Sumber: Kimpeler (2001)

Era pengetahuan menuntut adanya perubahan pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Hal ini disebabkan pengaruh besar yang diberikan oleh SDM sangat diperlukan untuk memberikan kontribusi bagi tercapainya organisasi lebih efektif. SDM harus mampu memperkenalkan pemikiran baru dalam mengelola organisasi melalui pengetahuan yang dimilikinya (Karl, 2003). SDM diharapkan dapat meningkatkan aktivitas-aktivitasnya, tidak hanya bertanggung jawab terhadap aktivitas-aktivitas seperti rekruitmen, seleksi, kompensasi, serikat pekerja dan lainnya, tapi juga perlu melaksanakan aktivitas-aktivitas baru seperti mengembangkan keterampilan kepemimpinan, mengembangkan kreativitas dan inovasi, melakukan menajemen perubahan dan transformasi, menjadikan organisasi pembelajar, dan lainya (Raich, 2002). Aktivitas dan tanggung jawab dari sumber daya manusia di Era Pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Aktivitas dan Tanggungjawab yang Diharapkan dari professional
Aktivitas Lama (Classic) Aktivitas Baru
Rekruitmen dan Seleksi
Disain Pekerjaan dan Evaluasi
Penghargaan dan Tunjangan
Kompensasi
Tunjangan Sosial
Manajemen Kinerja
Pensiun
Staf Internasional
Serikat Pekerja
Komunikasi Karyawan
Moral Karyawan/Kepuasan
Penempatan keluar
Pengembangan SDM: Pelatihan & Pengembangan
Perencanaan Karir SDM yang Strategik dan Peraturan-peraturan
Manajemen Perubahan dan Transformasi
Manajemen Pengetahuan
Keberagaman
Budaya Organisasi
Benchmarking dan praktik-praktik terbaik
Konsultan Internal
Memfasilitasi
Organisasi Pembelajar
Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan
Pengembangan Potensi-Potensi yang Tinggi
Kreativitas dan Inovasi
SDM yang Global
Kompetensi – kompetensi Utama
Keberhasilan dalam Manajemen Kinerja
Sumber: Raich (2002)

Dunia bisnis saat ini ditantang untuk mampu bertahan di dalam lingkungan bisnis yang terus menerus berubah. Noe et al. (2000) mengemukakan dua tantangan yang dihadapi organisasi yaitu global challenge dan stakeholder challenge. Global challenge ditandai dengan adanya globalisasi, deregulasi pasar di sejumlah negara, kerjasama antar negara diberbagai kawasan seperti AFTA dan NAFTA, serta pembebasan tarif. Sedangkan stakeholder challenge diwarnai dengan permintaan konsumen akan peningkatan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan, kualitas layanan, tanggung jawab sosial organisasi di lingkungan sekitar. Tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi meningkatkan kemampuan bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Agar mampu bertahan di lingkungan bisnis, organisasi melakukan berbagai cara seperti inovasi produk, memperluas pasar, meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki proses produksinya, perbaikan sistem organisasi, dan melakukan penghematan biaya. Strategi-strategi organisasi dibuat dan diciptakan agar bertahan di derasnya perubahan lingkungan. Strategi organisasi haruslah mampu menciptakan keunggulan kompetitif. Terdapat dua sumber keunggulan kompetitif yang bisa digali oleh organisasi yaitu dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Sumber-sumber dari luar terdiri dari tersedianya sumber daya alam, teknologi, pasar tenaga kerja baik kasar maupun profesional dan lainlain. Sedangkan sumber-sumber dari dalam organisasi misalnya kemampuan karyawan, struktur organisasi, sistem kerja organisasi, kreatifitas untuk menciptakan proyek-proyek yang menguntungkan organisasi, dan manajemen pengetahuan (knowledge management).

Dua sumber ini mempunyai karakteristik yang berbeda, pada sumber dari luar organisasi akan menemui kesulitan untuk mendapatkan bahan dasar untuk menciptakan keunggulan kompetitif karena banyak organisasi berlomba-lomba mendapatkan sumber dari luar, selain itu keunggulan organisasi yang didapat dari sumber ini akan mudah ditiru oleh organisasi lain. Sedangkan sumber dari dalam akan memberikan banyak keunggulan karena sukar ditiru oleh pesaing serta talc terbatas. Keunggulan yang terpatri dalam organisasi dan belum banyak didayagunakan adalah knowledge management. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam organisasi dan setiap anggota organisasi. Dalam organisasi, pengetahuan dapat dilihat secara jelas dalam bentuk aturan dan prosedur karyawan sedangkan di individu melekat dalam pengetahuan yang dipunyai.

Organisasi perlu memandang pengetahuan sebagai sumber berharga dan strategik. Untuk tetap kompetitif, organisasi secara eksplisit perlu mengelola sumber daya intelektual dan kapabilitas. Untuk mengembangkan modal intelektual yang dipunyainya, organisasi perlu melakukan utilisasi social capital yang tumbuh dari interaksi antar anggota organisasi. Cara lainnya dengan mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang baru, sistem reward yang baik, struktur organisasi yang lebih datar, ramping dan fleksibel, agar relasi sosial antar anggota organisasi lebih meningkat.

Perkembangan Manjemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan menjadi isu menarik sejak awal kemunculannya. Berbagai akademisi dan praktisi bisnis mulai mencoba menumbuh-kembangkan manajemen pengetahuan melalui penelitian-penelitian maupun penerapan dalam praktek-praktek bisnis.

Untuk memudahkan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan, pengertian manajemen pengetahuan perlu diketahui. Fernandez dan Sabherwal (2001) mengartikan pengetahuan (knowledge) sebagai hasil refleksi dan pengalaman seseorang, sehingga pengetahuan selalu dipunyai oleh individu atau kelompok. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam bahasa, aturan-aturan dan prosedur-prosedur, serta konsep.

Terdapat dua dimensi kritikal yang perlu untuk memahami knowledge dalam konteks organisasi, yaitu:
• pertama, pengetahuan eksis di setiap individu, kelompok atau organisasi;
• kedua, pengetahuan dapat dilihat dari sebagai sesuatu yang dapat disimpan, dan sebagai suatu proses yaitu proses untuk mengetahui sesuatu.
Berdasarkan 2 dimensi tersebut, pengetahuan dapat dibagi menjadi tacit dan explicit knowledge.
Tacit knowledge adalah pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan susah didefinisikan di mana biasanya dibagikan lewat diskusi-diskusi, cerita-cerita. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), tacit knowledge diartikan sebagai suatu pengetahuan yang personal, spesifik, dan umumnya susah diformalisasi dan dikomunikasi kepada pihak lain.

Sedangkan explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan, biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur-literatur. Dalam organisasi proses penyebaran/sharing pengetahuan akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang dapat ditransformasikan dalam bentuk formal dan bahasa yang sistematis.

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi-organisasi adalah mengkonversi jacit knowledge menuju explicit knowledge, atau sebaliknya. Organisasi dituntut untuk mampu menterjemahkan pengetahuan yang eksis di individu, kelompok atau tim, dan organisasi menjadi nyata dalam bentuk produk-produk dan jasa-jasa yang dihasilkan. Agar konversi bisa berjalan dengan baik, Nonaka dan Takeuchi (1995) memperkenalkan 4 pola dasar penciptaan pengetahuan yang dikenal dengan The Spiral Of Knowledge.
1. Sosialisasi, menjelaskan saling berbagi antar tacit knowledge, umumnya tanpa melibatkan hal-hal formal, misalnya sharing budaya organisasi antara anggota organisasi yang lama dengan anggota yang barn dengan tujuan anggota yang baize mampu beradaptasi dengan budaya organisasi.
Contoh nyata perubahan tacit ke explicit knowledge misalnya bila perusahaan ingin menerapkan penggunaan mesin-mesin barn dalam proses produksi maka perusahaan mengirimkan wakilnya untuk belajar mesin tersebut. Hal yang mungkin dilakukan pertama kali adalah dengan melalcukan mengamati, mengobservasi, serta mempraktekan mesin tersebut selama pelatihan.
2. Eksternalisasi/artikulasi, menkonversi tacit knowledge menjadi explicit knowledge biasanya menggunakan metafor-metafor yang dapat dipahami bersama. Misalnya hasil pengamatan, dan observasi terhadap mesin barn tersebut diubah dalam bentuk tertulis yang mudah dipahami, dan dapat didiskusikan bersama rekan-rekan kerja.
3. Kombinasi, mengkombinasikan antar explicit knowledge yang dipunyai oleh individu lain dengan explicit knowledge yang dipunyai oleh diri sendiri contoh konkrit adalah sekolah-sekolah bisnis yaitu MBA, dan MM. Misalnya agar semakin banyak orang yang dapat memanfaatkan mesin tersebut dibuatlah standar prosedur operasi atau buku petunjuk penggunaan agar lebih banyak orang mempelajarinya.
4. Internalisasi, merubah explicit knowledge menuju tacit knowledge. Jargon yang paling populer untuk menjelaskan internalisasi adalah learning by doing. Misalnya dengan pengalaman mengoperasikan mesin bare dapat meningkatkan pemahaman tacit knowledge.

Dengan memahami 4 pola penciptaan pengetahuan, maka organisasi perlu menyadari bahwa pengetahuan awalnya eksis di masing-masing individu dan agar menjadi milik organisasi, maka organisasi harus memfasilitasi, mendukung, dan menstimulasi pengetahuan individu menjadi pengetahuan organisasi melalui dialog, diskusi, berbagi pengalaman, dan observasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa angka tingkat pengangguran di Indonesia per Februari 2010 mencapai 7,41% dari jumlah angkatan kerja atau 8,59 juta orang. Angka ini menurun dibandingkan jumlah pengangguran terbuka pada Agustus 2009 yang mencapai 7,87% terhadap jumlah angkatan kerja atau 8,96 juta orang. Penurunan tingkat pengangguran itu merefleksikan pada perekonomian yang membaik pada triwulan I-2010. Ya memang menurun, akan tetapi jumlah tersebut tetaplah masih sangat banyak dan harus segera dicarikan jalan keluarnya untuk menciptakan kemakmuran bagi bangsa ini, apalagi sebagian besar pengangguran tersebut adalah generasi muda atau mereka yang berada dalam usia produktif.

Pemerintah tentu bekerja keras untuk menekan angka pengangguran ini seminimal mungkin dengan melakukan beragam program pemnbangunan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Namun, apakah kita harus pasif menunggu pemerintah untuk “menolong” kita keluar dari kondisi seperti ini? Padahal sebenarnya kita memiliki pilihan lain untuk aktif bekerja keras, memanfaatkan berbagai peluang untuk menciptakan sebuah usaha yang bernilai ekonomis guna mencukupi kebutuhan kita sendiri atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru bagi saudara kita lainya yang masih menganggur.

Ada 5 hal penting yang harus anda lakukan dalam tahap awal membangun sebuah bisnis, yaitu:
1. Pahami dan kalahkan diri anda.
Cobalah untuk lebih mengenal diri anda, karena asset paling berharga dalam menjalankan bisnis adalah diri anda. Pemahaman terhadap diri sendiri akan membimbing anda menemukan jalur entrepreneurship yang sesuai bagi diri anda, semakin kita mengenal diri sendiri, semakin kecil pula peluang untuk terjadinya kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dalam proses membangun sebuah bisnis. Mulailah melakukan analisa dan bertanya kepada diri anda. Apa visi dalam hidup anda? Target atau obsesi apa yang ingin anda raih dalam hidup ini? Anda ingin menjadi apa dan berada dimana dalam 5 atau 10 th kedepan? Apa alasan anda untuk terjun ke dunia bisnis? Apa minat dan potensi terbesar anda? Berapa besar modal yang anda miliki sekarang dan masih banyak lagi.
Setelah anda cukup memahami diri anda sendiri, sekarang saatnya anda menanamkan mindset “juara” dalam diri anda, kalahkan semua rasa takut. Rasa takut untuk gagal dan segala kekhawatiran yang kontraproduktif dalam diri anda. Hal ini penting untuk memupuk mental yang kuat serta berani menghadapi resiko. setiap usaha pasti ada resiko yang harus dihadapi, namun seiring berjalanya waktu dan semakin banyak pengetahuan serta pengalaman yang anda miliki, anda akan semakin cerdik dalam menentukan langkah dan memanage resiko setiap keputusan bisnis yang akan anda ambil.

2. Menentukan satu pilihan dari beberapa alternatif usaha.
Dalam tahap awal membangun sebuah bisnis, saya sarankan anda untuk tidak terburu-buru menentukan jenis usaha. Siapkan sekurangnya 3 pilihan model bisnis yang akan anda geluti. Tentukan pilihan tersebut berdasarkan beberapa parameter: seperti kondisi demand permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang anda tawarkan, berapa besar minat konsumen terhadap produk anda dan kira-kira berapa lama kondisi ini akan bertahan (lihat trend di pasar untuk melakukan analisa ini), jumlah competitor yang harus anda hadapi serta minat atau kecintaan anda terhadap bidang bisnis tersebut. Setelah anda memiliki cukup data mengenai 3 pilihan model bisnis tersebut, baru anda menentukan pilihan model bisnis mana yang paling berpotensi serta sesuai dengan karakter dan sumber daya yang anda miliki.
Tips: pada tahap awal menjadi seorang pengusaha, pilih model bisnis yang sesuai dengan minat, bakat atau hobi anda. Dengan begitu anda akan lebih mencintai setiap proses dari apa yang anda kerjakan serta lebih konsisten. Nanti setelah anda sukses dan memiliki jam terbang tinggi dalam bisnis baru melakukan expansi usaha yang murni berdasarkan peluang yang ada.
3. Research and learning
Setelah anda menjatuhkan pilihan model bisnis yang akan anda geluti, lakukan research lebih mendalam mengenai bisnis tersebut. Research dapat anda lakukan melalui bermacam referensi seperti buku, majalah bisnis, surat kabar, internet, atau bertanya langsung kepada pelaku usaha bisnis tersebut. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi pentiing seperti:
• Jangka waktu Return of Investment (ROI) / baliknya modal bisnis tersebut.
• Segmentasi dan positioning produk anda.
• Potensi penghasilan yang akan anda dapatkan.
• Kendala apa saja yang biasanya di hadapi dilapangan.
• Cost produksi yang harus anda belanjakan setiap bulanya.
• Besar resiko yang harus di tanggung jika produk tidak laku.
• Seberapa unik produk anda dibanding produk lain yang di tawarkan competitor dalam ceruk bisnis yang sama (bargaining power).
• Keahlian apa yang anda miliki untuk menjual produk tersebut.
• Infrastruktur apa yang diperlukan untuk menjalankan roda bisnis (showroom atau yang lainnya).
• Berapa besar dana yang anda perlukan untuk bisa survive dalam 6 bulan kedepan dan melewati masa-masa sulit di awal sebuah bisnis, serta lain sebagainya.
4. Membuat sebuah Business Plan
The Queensland Small Business Corporation melakukan survei kepada sekitar 500 pengusaha yang memiliki perencanaan bisnis dan menemukan beberapa fakta manfaat dari business plan sebagai berikut :
• Efektif menunjang goal 100%
• Membantu meningkatkan penjualan 91%
• Menunjang profit 81%
• Meningkatkan jumlah karyawan 79%
• Meningkatkan produktivitas beberapa kali lipat dari sebelumnya
Apa saja yang harus kita pikirkan untuk membuat sebuah business plan?
a. Tentukan VISI: Visi adalah gambaran suatu kondisi yang ingin anda raih di masa yang akan datang, anda ingin bisnis anda ini nantinya seperti apa, itu yang wajib anda miliki. Visi akan menjadi spirit bagi dalam menjalani setiap proses serta wajib menjadiinspirasi bagi team agar bersama sama bergerak mencapai visi yang ingin anda capai.
b. Tentukan target market: Anda dapat menentukan target pasar bagi produk anda berdasarkan beberapa faktor, antara lain: usia, jenis kelamin, rata rata penghasilan, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, hobi, geografis, dimana mereka sering berkumpul, media apa saja yang sering mereka lihat dll.
c. Tentukan target omzet: Tentukan target omzet penjualan dan target jumlah customer anda dalam 1 tahun ke depan, kemudian jabarkan menjadi target per bulan yang harus anda capai.
d. Marketing Communication: Tentukan media komunikasi yang efektif dan efisien untuk mengkomunikasikan produk anda ke target market yang dituju. Pada tahap ini dibutuhkan extra energy untuk melakukan brand awareness kepada masyarakat mengingat produk anda masih baru. Agar target market membeli produk anda maka isi dari komunikasi wajib memenuhi kriteria AIDA (Attention, Desire, Interest and Action).
e. Action plan: Tentukan detail pelaksanaan dari rencana komunikasi pemasaran, meliputi: executor/pelaksana, konsep pelaksanaan, budget yang diperlukan dan siapa mengontrol pelaksanaannya serta target waktu penyelesaian.
5. Konsisten
Sebuah business plan yang hebat tidak akan berarti apa-apa jika anda hanya meletakkanya dalam sebuah catatan yang rapi tanpa disertai konsistensi untuk melaksanakanya. Komitmen dan konsistensi anda lah yang menetukan berhasil atau tidaknya sebuah bisnis. Kesuksesan berawal dari tindakan kecil yang anda lakukan secara terus menerus, ada proses belajar disana, semakin serius anda belajar dan konsisten maka akan semakin terasah business instinct anda dalam menentukan strategi pemasaran maupun branding terbaik untuk mengakuisisi target market anda.

Bisnis Energi

Kebijakan energi nasional pada umumnya telah menjadi acuan dalam pengelolaan energi daerah, namun implementasinya masih perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Pusat, sehingga dapat difasilitasi tersedianya kebijakan dan program energi yang selaras antar daerah dan antar pemda dengan nasional.
Pengembangan energi alternatif menjadi prioritas dalam upaya mengatasi permasalahan energi yang berkaitan dengan kelangkaan energi fosil. Untuk itu, beberapa pihak terkait telah merumuskan strategi yang berkaitan dengan pengembangan energi alternatif, namun masih juga diperlukan perumusan kebijakan di beberapa sektor lainnya. Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian adalah sebagai berikut:
a. Potensi penghematan subsidi antara lain : percepatan konversi minyak tanah ke LPG secara nasional, menggalakkan Desa Mandiri Energi dengan pemanfaatan biokerosin, pengurangan volume Premium, mendorong pemanfaatan bahan bakar nabati untuk transportasi, penghematan melalui dis-insentif blok tarif bagi pemakaian listrik rumah tangga dan bisnis, penghematan melalui program Lampu Hemat Energi (CFL), penghematan melalui substitusi bahan bakar minyak HSD ke MFO serta pemanfaatan bahan bakar nabati pada sub sector ketenagalistrikan, pemanfaatan energi alternatif pada industri
b. Program Pengalihan Minyak Tanah dapat berhasil apabila infrastruktur LPG tabung 3 kg telah tersedia dengan sempurna termasuk dari fasilitas filling station yang proporsional hingga tercukupinya jumlah pangkalan LPG untuk memudahkan masyarakat pengguna melakukan pengisian ulang. Di samping itu perlu dilakukan sosialisasi yang intensif baik mengenai Program secara keseluruhan maupun mengenai prosedur penggunaan dan keselamatan tabung dan kompor LPG. Untuk itu diperlukan koordinasi antara Pemerintah, badan usaha pelaksana, serta Pemerintah Daerah.
c. Upaya konservasi energi di sektor ketenagalistrikan dilakukan antara lain melalui : membagikan 50 juta lampu hemat energi, memberikan insentif harga bagi pelanggan yang menggunakan listrik efisien dan hemat, dan mengenakan tarif progresif bagi pemakaian listrik yang berlebih;
d. Sektor industri, bangunan dan gedung diharapkan mempunyai ”Sistem Managemen Energi”, sehingga bias diketahui berapa kebutuhan energi pembuat produk, dan dapat mengantisipasi apabila terjadi kekurangan energi;
e. Rasionalisasi harga energi perlu dilakukan untuk menyehatkan APBN dan merupakan kunci bagi pengembangan energi alternatif. Diperlukan kebijakan insentif yang memadai dan menarik dunia usaha dalam bisnis energi terbarukan dan masyarakat pemakainya serta sistem pembiayaan pengadaan energi terbarukan bagi masyarakat pedesaan dan kerangka regulasi yang jelas. Bentuk dan besaran insentifnya perlu diformulasikan secara eksplisit, sehingga instrumen kebijakannya dapat ditetapkan oleh departemen terkait.
f. Pada dasarnya regulasi yang diperlukan untuk mendukung pengembangan energi alternatif sudah cukup banyak. Dengan regulasi yang sudah ada, sebenarnya cukup banyak hal yang dapat diperbuat tanpa menunggu regulasinya lengkap, yang diperlukan adalah kemampuan kita semua untuk menjabarkannya ke dalam program dan langkah nyata sehingga energi alternatif dapat berkembang sesegera mungkin untuk mengatasi permintaan energi yang terus meningkat.

Bisnis Sinyal

Memasuki tahun 2002, perkembangan sistem komunikasi selular semakin meningkat dengan pesatnya. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi. Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan radio.

Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone. (Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB) Hal ini akan disebabkan mobilitas manusia yang semakin tinggi sehingga dibutuhkan sarana komunikasi yang cepat dan efisien. Dengan kemajuan jaman seperti saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam diantaranya yaitu dengan menggunakan gelombang bunyi yang memanfaatkan media udara, gelombang bunyi memang dapat merambat hingga beberapa radius meter, namun sangat dipengaruhi kuat dan arah kecepatan angin.

Dengan menggunakan listrik sebagai alat komunikasi dapat mengatasi kesulitan jarak atau cuaca.. Komunikasi listrik menggunakan arus maupun tegangan listrik untuk membawa informasi yang dikirim oleh pengirim ke penerima dengan menggunakan media kabel logam yang dialiri listrik, bentuk komunikasi (komunikasi radio) listrik menggunakan gelombang elektromagnetik yang dapat menggunakan kabel atau udara. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel. (Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB) Alokasi frekuensi radio yang tersedia semakin lama akan semakin padat.
Kondisi demikian ini akan dapat menyebabkan permintaan hubungan komunikasi yang sangat besar tidak bisa dilayani melalui jaringan yang berbasis lintas radio. Untuk dapat melakukan komunikasi diberbagai daerah khususnya daerah kota dan pinggiran kota dengan kepadatan 10-10000 pelanggan per-kilometer persegi yang belum ada jaringan tembaganya dapat dilakukan dengan mengguanakan jaringan akses radio yang dinamakan telepon tanpa kabel.

Teknologi multiple access yang baru yaitu Code Divion Multiple Access (CDMA). Pada sistem TDMA pembagian kanal didasarkan pada satuan waktu. Pada sistem FDMA (Frekuensi Division Multiple Access), pembagian alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga saat pelanggan melakukan pembicaraaan memiliki frekuensi sendiri (Laboraterium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro TTB, Wawan Saprudin). Sedangkan sistem CDMA, kanal dibagi berdasar alokasi kode-kode unik yang ditentukan untuk masing-masing pengguna.

Pada teknologi ini sinyal informasi akan disebar oleh sinyal penebar. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwidth 1,25 MHz (spead spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan sinyal informasi yang dibutuhkan.

Pada telepon wereless dengan system CDMA dapat diketahui trafik pembicaraan dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti analisa call attempt, call success, call completion, block call, drop call. Dengan analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan jaringannya secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen penunjang lainnya.

Dunia mengenal dua kubu selular digital, yaitu GSM dan CDMA. Dari populasinya, GSM lebih unggul dibanding CDMA karena ia digunakan lebih awal, tahun 1990-an, dan menerapkan standard terbuka yang dapat dikembangkan siapa saja. CDMAOne (IS-95) digunakan umum mulai tahun 1995 dan baru meledak ketika versi lanjutannya dikembangkan,CDMA 2000-1X pada bulan Oktober 2000.Kehadiran telepon selular berbasis teknologi CDMA memang menimbulkan permasalahan pada sisi operator selular berbasis GSM. Bagaimana tidak, ketika hampir seluruh operator GSM mulai mengaktifkan layanan GPRS yang mengedepankan layanan always connected kejaringan dan kemampuan mengirim data, suara dan gambar serta tentunya koneksi ke Internet, ternyata justru kehadiran CDMA menjadi sebuah booming yang lebih heboh dan bahkan sampai sekarang jumlah pelanggan semakin bertambah dengan cepat. Terutama karena layanan ini menjanjikan tarif yang lebih murah.

Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi menjadi tiga generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2 (2G), dan generasi-3 (3G). Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an).


Digital Marketing

Setelah kita tahu ada e-Marketing, yang merupakan bagian dari e-Business, sering terdengar pula istilah Digital Marketing. Apakah digital marketing itu dan apa bedanya dengan internet marketing?

Digital Marketing adalah praktek marketing yang menggunakan saluran distribusi digital untuk mencapai konsumer dengan cara yang relevan, personal dan cost-effective. Walaupun digital marketing tidak meliputi teknik dan parktek yang masuk dalam kategori Internet marketing, tetapi Digital marketing melampui internet marketing dengan cara-cara untuk mencapai target konsumer yang tidak memerlukan internet. Sebagai contohnya adalah mobile phone, sms/mms, display/banner ads dan papan reklame (billboard) digital.

Saya sendiri menganggap Internet marketing adalah bagian dari Digital marketing, dan lebih suka menggunakan istilah ini. Berdasarkan cara delivery-nya ada dua jenis digital marketing, yaitu pull dan push.

Pull
Pull digital marketing melibatkan user/konsumen untuk mencari dan melihat/mengambil konten secara langsung (pull – tarik) melalui situs/mesin pencari. Jadi user/konsumen bersifat aktif mencari konten/informasi yang mereka butuhkan. Contohnya dalah website/microsite, blog dan streaming media (Youtube).

Keuntungannya adalah tidak ada batasan dari segi kontent/ukuran, karena konsumen yang menentukan apa yang mau mereka lihat.
• Tidak memerlukan teknologi untuk mengirimkan konten, hanya diperlukan teknologi untuk menampilkannya.
• Tidak ada regulasi menyangkut privasi yang terlibat

Kelemahan
• Pasif, mengandalkan situs pencari
• Terbatasnya kemampuan untuk mengukur hasul – yg di dapat hanya total downloads, page views, dll.
• Personalisasi terbatas, hanya mengandalkan lokasi IP, personalisasi lebih lanjut memerlukan user untuk memasukkan data-data pribadi.

Push
Pada push digital marketing, kontent di kirimkan ke user/konsumen. Contohnya adalah email blast, sms blast, rss.
Keuntungannya:
• Dapat di personalisasi, pesan yang dikirimkan dapat di sesuaikan dengan kriteria konsumen,
• Traking dan reporting lebih detail
• Memungkinkan ROI yang tinggi
Kelemahan
• Memerlukan mekanisme untuk mengirimkan pesan
• Pesan dapat di blok oleh user/konsumen
• Adanya isu privasi, dimana adanya konsumen yang tidak suka di kirimkan email/sms bersifat promosi.

Beberapa strategi Online:
• Strategi E-products
Apabila kita berada di sebuah toko dan melihat produk yang menarik, kita dapat melihatnya dan menyentuhnya. Dalam penjualan online, hal tersebut tidak akan bisa kita alami, tetapi apakah itu suatu kerugian? Di UK dan US penjualan online meningkat sangat tajam, mengapa? Apa kelebihan membeli produk secara online di bandung dengan di toko konvensional? Utamanya adalah secara online kita dapat mengetahui fakta produk yang akan kita beli, pembeli langsung tahu tentang fitur, fakta dan bukan asumsi penjual.
Proses pembelian juga dapat di Customised untuk pelanggan (orang yang pernah membeli) , sehingga lebih mudah mengulang pembelian. Kita juga dapat menawarkan produk sampingan dari poduk utama yang di beli. Misalnya, kesempatan untuk membeli tambahan printer cartridges bersama dengan pembelian printer online. Produk juga dapat di Customised untuk kebutuhan konsumen. www.nike.com menawarkan kepada pengguna online sepatu yang dapat di customised. Pengguna dapat membuat desain sepatu mereka sebelum memesan secara online!

• Strategi E-Price
Secara tradisional, menenutakan harga adalgh, menemukan berapa banyak konsumen bersedia untuk membayar, melihat harga pesaing dan lalu menentukan harga. Internet telah membuat harga sangat kompetitif. Banyak biaya yang hilang dalam toko online, misalnya biaya simpan, biaya staf, dll menempatkan tekanan harga pada peritel tradisional.
Dengan Internet konsumen mempunyai kuasa untuk berkeliling mencari harga terbaik dengan hanya klik tombol. Website seperti www.kelkoo.com membandingkan produk-produk dari berbagai situs web dan memberi informasi kepada pengungjung mana tawaran yang terbaik. Seperti itulah mudahnya mengakses informasi untuk membantu mempertahankan harga di dalam dunia online.
Pertumbuhan situs lelang online juga membantu konsumen untuk mendikte harga. Lelang online perusahaan telah berkembang di www.ebay.com dengan ribuan pembeli dan penjual pilihan harian.
E-pricing juga harus dapat memberikan benefit kepada pelanggan setia. Teknologi memungkinkan pengunjung untuk dilacak, sehingga memudahkan penerapan insentif loyalitas.

• Strategi E-Location
Salah satu perubahan terbesar dalam marketing-mix adalah pembelian online. Konsumen dapat membeli langsung dari produsen dengan potongan harga seperti pengecer. Tantangan bagi pengecer online adalah untuk memastikan bahwa produk dikirimkan ke konsumen dalam waktu yang wajar. Lokasi sangat penting dalam strategi online. Lokasi online dapat merujuk ke lokasi di mana link ditempatkan pada situs-situs lain. Menempatkan link pada home page www.google.com akan menghasilkan lalu lintas tinggi bagi web Anda. Mengenal konsumen Anda dan mengetahui dimana saja mereka pergi secara online akan membantu Anda mengerti dimana menempatkan link dan iklan online.

• Strategi E-Promotion
Ada beberapa isu berkaitan dengan mempromosikan produk dan layanan secara online. Memiliki nama-domain yang mudah diingat adalah tahap pertama dalam e-promotion. Perusahaan seperti egg.com telah berhasil menempati posisi merek di dunia online sebagai online bank.
Sebagian besar organisasi saat ini ini mempunyai beberapa bentuk dari halaman web , baik yang digunakan untuk beriklan atau tidak.Bentuk yang paling umum dari e-promotion adalah meletakkan banner iklan di halaman Web yang populer. Iklan banner harus ditempatkan di mana pelanggan potensial melalukan browsing. Web humas (WPR) adalah bentuk pendekatan online yang lain. Berita seperti peluncuran produk atau layanan baru dapat ditempatkan pada halaman web perusahaan, atau artikel dikirim pada situs review. Organisasi juga dapat mengirim e-leaflet ke ratusan bahkan ribuan responden, berharap persentase kecil akan menjawab. Masalahnya adalah bahwa untuk setiap 100 email yang dikirim responnya hanya sekitar 1-2!.

Perkembangan teknologi digital, terutama mobile, membuka peluang baru digital marketing. Jenis media apapun diupayakan untuk efektif sebagai sarana digital marketing. Demikian pula strategi yang melatarbelakanginya. Yang menjadi diferensiasinya adalah secerdas apa suatu entitas usaha mengembangkan model bisnisnya.

Menurut penelitian Asia Pacific Media Forum (APMF), tahun ini, 2010, terdapat kecenderungan bagi perusahaan untuk menyisihkan 10%-30% belanja promosi ke media digital. Tahun lalu, belanja promosi ke media digital tumbuh 500%. Padahal, hingga 2008, tak banyak perusahaan yang melirik media digital sebagai sarana promosi.

Beberapa tahun terakhir, teknologi mulai memegang peranan penting di segala sektor. Mulai dari militer dan ekonomi, sosial bahkan budaya mulai dirasuki teknologi modern. Tak lepas pula dalam hal ini adalah cara Pemasaran Produk.

Kalau di waktu lalu, pemasaran produk hanya lewat door to door, Banner raksasa di pinggir jalan, Radio, Televisi, bahkan brosur yang dibagikan ke perumahan atau foodcourt di mal. Sekarang pemasaran baik produk atau bahkan kampanye caleg tak luput dari sentuhan teknologi, terutama Internet.

Hal ini tidak mengherankan karena pemakai Internet di Indonesia menurut data terakhir adalah sekitar 30-40 juta orang. Kalau di seluruh dunia mencapai 1 milliar orang. Angka ini tidak statis melainkan akan terus bertambah. Dan kecepatan bertambahnya bukan lagi deret hitung melainkan deret ukur! Sangat cepat, melebihi kecepatan penerimaan saat Radio atau Televisi pertama kali diluncurkan.

Suka atau tidak, era baru telah diluncurkan. Bahkan di kala KPU (Komisi pemilihan Umum) menyetop jadwal kampanye untuk minggu tenang sebelum nyoblos, eh, nyontreng. Masih banyak muka-muka caleg yang berkeliaran di Facebook. Berarti KPU telah melewatkan Facebook sebagai sarana promosi, karena mungkin anggotanya saking sibuknya, jadi tak sempat ber FB ria.

Atau anda akan menyaksikan bagaimana seorang dokter atau profesi yang sejenisnya tiba-tiba muncul di Facebook untuk berpromosi mengenai jadwal dan tempat prakteknya di kota tertentu. Kalau tidak salah ingat, profesi ini dilarang berpromosi ya. Namun pengawasnya selalu ketinggalan berita rupanya, mungkin karena itu, tak sempat ber FB ria.

Makanya sekarang jangan kagok dengan istilah Digital Marketing. Memang era sekarang adalah era Digital. Mulai dari komputer, kamera hingga timbangan orang lebih menyukai yang Digital ketimbang yang konvensional.

Kelebihan Utama berpromosi era Digital ini adalah Murah dan Measurable (terukur) dengan target market yang nyaris Presisi (tepat sasaran). Coba anda bayangkan kalau anda harus membagi brosur (ini marketing yang paling murah meriah) ke kompleks perumahan atau di mal. Menurut penelitian, 95 % brosur akan masuk ke tong sampah. Hanya 5 % yang menyimpan brosur anda. Jika mereka tertarik, baru beberapa waktu kemudian mereka akan kembali mengontak anda. Jika anda mencetak 1 buah brosur seharga Rp 1.000,- (saya gak tahu benar atau salah, karena saya belum pernah cetak brosur). Jika ada 1.000 brosur yang anda sebar berarti hanya Rp 50.000,- yang mengenai sasaran anda. Sedangkan Rp 950.000 terbuang di tong sampah.

Atau jika anda punya budget promosi yang lebih tebal, anda dapat memasang iklan di TV. Mungkin per spot berkisar Rp 5-25 juta tergantung prime time atau tidak. Jika anda mengharapkan dari 100.000 pelanggan menyaksikan iklan anda, mungkin hanya 20% yang menyaksikannya. Lagipula tidak mungkin pasang iklan di TV hanya ditayangkan 10 spot saja. Minimal 100-200 spot dalam jangka waktu tertentu. Silahkan hitung sendiri Konversi keberhasilan pembelian produk anda. Biasanya biaya per kontak adalah Rp 5.000 – 10.000, itupun jika sudah tepat sekali sasarannya. Tergantung anda masuk di segmen dan acara apa di TV tersebut.

Atau misalnya anda akan berpromosi lewat koran. Untuk full satu halaman diperlukan sekitar Rp 300 juta. Berapa orang yang membaca koran hari itu dan tepat di halaman yang anda tampilkan? Jika hanya 10.000 orang berarti ongkos per kontak anda adalah Rp 30.000. Dan hanya satu hari saja, esoknya sudah hilang dari peredaran.

Makanya tidak heran, banyak koran di Amerika Serikat sudah mulai tutup. Padahal sudah berumur di atas 100 tahun. Alasannya murni karena tidak adanya pemasukan iklan, sehingga tidak menutup biaya operasional. Lalu anda berkata, Ah, itu kan di Amerika sana. Yang penetrasi pemakaian internet nya sudah tinggi. Kita kan masih di Indonesia, masih sedikit yang paham internet.

Apa yang ada di Amerika yang tidak bisa masuk ke Indonesia dalam waktu singkat? Semua yang ada disana bisa masuk kesini. Bagaimana kalau kita balik pola berpikirnya, Bukankah merupakan suatu peluang jika di Indonesia masih sedikit. Kelak kalau sudah umum, kita akan jadi senior, bahkan pakar di bidang itu!
Setelah waktu lalu kita bahas promosi lewat koran maupun TV yang mahal menurut kantong kita, apa yang bisa dilakukan dengan Digital Marketing untuk membantu pemasaran produk kita? Sangat banyak.

Oh ya, sebelumnya saya akan bahas berapa harga yang diperlukan untuk berpromosi lewat Internet. Jika anda memakai Pay Per Click (PPC) Google sebagai sarana promosi anda. Akan sangat murah. Biasanya hanya diperlukan sekitar USD 0.1 – 0.25 per klik. Jadi berkisar antara Rp 2000 – 2.700 per klik atau per kontak. Plus lagi, orang yang mengklik itu adalah orang yang sudah punya intensi untuk mencari produk yang kita jual.

Misalkan orang akan mencari pompa air, lalu search di Google atau Yahoo, dia sendiri yang mengetik “Pompa air” atau “pompa murah” atau “toko pompa air” dsb. Jika materi yang anda promosikan muncul di halaman pertama Google, bukankah anda sudah menemukan target market yang sangat tepat daripada hanya membagi brosur ke sembarang orang?

Itulah kenapa berpromosi lewat Internet adalah promosi yang punya akurasi yang tinggi mengenai tarket market yang dituju. Lalu, apa saja yang bisa ditempuh dalam berpromosi dengan Digital Marketing?

1. Email Marketing, Promosi lewat email adalah cara yang sangat murah meriah. Namun sangat rawan akan kategori Spamming. Spam adalah email yang tidak diharapkan kedatangannya datang dan memenuhi inbox kita. Untuk menghindari kita dianggap melakukan spamming, hendaknya kita membangun list (list Building) terlebih dahulu dengan calon lead (customer) kita. Kita dapat memberikan informasi seputar masalah customer, keunggulan produk kita hingga cara pakai yang efektif. Setelah rasa percaya calon customer terbentuk, otomatis mereka akan membeli produk kita. Selain itu, customer dapat ikut aktif berpartisipasi, bertanya, memberikan saran seputar produk atau layanan yang kita berikan. Hal ini pula yang membuat customer merasa dia bukan objek, melainkan subjek.
Pemasaran lewat email biasanya efektif, karena orang pasti akan membuka dan membaca email yang dikirimkan walau hanya sebentar.

2. Social Marketing, Jika menurut orang pemasaran yang paling efektif adalah dari mulut ke mulut (Word of Mouth), itu memang benar adanya. Maka timbullah Web 2.0 dimana pada era sebelumnya orang hanya diberi pengertian sepihak oleh produsen, mereka hanya objek. Dengan era baru ini orang dapat berinteraksi secara aktif untuk memuji bahkan mencela suatu produk atau layanan menurut apa yang mereka rasakan sendiri.
Karena orang lebih percaya apa yang dikatakan teman mereka, maka pemasaran akan lebih efektif jika teman mereka mengatakan apa yang baik mengenai produk atau layanan anda. Media ini sudah menjamur sekarang seperti Facebook, Friendster, Twitter dan sebagainya.

3. Search Engine Optimization (SEO), Yaitu mengoptimalkan fungsi Search engine seperti Google atau Yahoo untuk membantu memasarkan produk atau layanan yang anda jual. Search engine adalah tempat yang paling sering dikunjungi orang untuk mencari informasi tentang apa yang ingin mereka ketahui. Karena itu akan sangat efektif jika produk atau layanan anda dapat muncul di halaman pertama Search engine. Apakah itu mengenai kesehatan atau kecantikan, orang sekarang tidak mau susah mencari buku kuning. Apalagi mereka yang tinggal di kota kecil yang tidak punya penyedia produk atau layanan itu.

REFERENSI

http://brightcamp.net/5-tahapan-penting-yang-harus-dilakukan-untuk-memulai-sebuah-bisnis/

http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar